Sabtu, 01 Mei 2010

6 Langkah Cegah Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar. Sebagian besar penderita baru terdeteksi di stadium lanjut karena kanker tidak bergejala.

Semakin bertambahnya usia, makin besar pula risiko seorang perempuan terkena kanker. Hal ini tentu membuat kita khawatir. Meski begitu, kita bisa mengubah ketakutan menjadi sebuah tindakan nyata untuk mencegah penyakit yang jadi momok kaum wanita ini.

1. Aktif bergerak
Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan, olahraga akan menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan dengan kanker. Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari.

2. Kurangi berat badan
Setelah menopause, perempuan yang obesitas punya risiko lebih besar terkena kanker payudara dibanding rekannya yang punya berat badan normal. Meski begitu, kenaikan bobot tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga mendatangkan risiko yang sama.

3. Cukupi kebutuhan vitamin D
Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus bermunculan. Yang terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker payudara yang kekurangan vitamin D, kankernya lebih cepat menyebar dibanding mereka yang cukup vitamin D.

4. Batasi alkohol
Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang minum satu atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko terkena kanker payudara 32 persen lebih besar. Para ahli menyarankan untuk membatasi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari.

5. Perhatikan gejalanya
Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran tidak teratur. Tanda lain yang mungkin timbul adalah benjolandi ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu, dan perubahan warna atau tekstur kulit payudara.

6. Lakukan deteksi dini
Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa mendeteksi tumor 1,2 sentimeter.

Agar Bayi Tak Kena Sindrom Mati Mendadak

Tak sedikit bayi yang mati mendadak saat sedang tidur. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, namun diduga karena bayi tidur dalam posisi tengkurap atau karena bayi menghirup zat yang membuatnya sulit bernapas.

Meski belum bisa dipastikan penyebabnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menekan risiko bayi mengalami sudden infant death syndrome (SIDS). Simak beberapa tips dari dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, spesialis anak dari RS.Bunda Jakarta berikut ini:

1. Perhatikan posisi tidur
Di Amerika, SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang tidur dengan posisi tengkurap. Sebetulnya, jelas dr. Partiwi tengkurap bermanfaat untuk membantu perkembangan bagian otot leher bayi, selain itu baik pula untuk perkembangan otot napasnya. "Tapi harus dicermati, jangan sampai ada yang menghalangi jalan napas bayi, khususnya bayi yang belum bisa mengangkat kepala," katanya.

2. Sirkulasi udara
Pastikan ruang tidur bayi memiliki sirkulasi udara yang baik. Sebuah penelitian menunjukkan angka kejadian SIDS lebih rendah pada bayi yang tidur menggunakan kipas angin dibanding yang memakai penyejuk ruangan.

3. Tempat tidur
Tidurkan bayi di kasur yang tidak terlalu empuk dan tidak menggunakan bantal, khususnya jika bayi tidur tengkurap. Jauhkan selimut, boneka, atau benda lain yang bisa menutup hidungnya.

4. Pengawasan
Kebiasaan orangtua di Indonesia yang tidur bersama bayinya ternyata bisa mengurangi risiko SIDS. "Ibu bisa mengawasi jika bayinya tertutup hidungnya atau mengalami henti napas," katanya. Hindari pula membedong bayi terlalu kuat karena bayi masih bernapas menggunakan dada dan perut. Apa jadinya jika ia dibedong kuat-kuat.

5. Posisi menyusui
Pilihlah posisi menyusui yang aman untuk bayi, yakni satu tangan ibu yang diangkat ke atas kepala bayi. "Jangan sampai bayi tertindih tangan ibunya," imbuh dr.Tiwi.

Cadangan Devisa Capai 77 Miliar Dollar AS

Hingga April 2010, Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Indonesia mencapai lebih dari 77 miliar dollar AS. Jumlah ini meningkat dari bulan-bulan sebelumnya.

Tercatat, per 31 Januari 2010 cadangan devisa Indonesia sebesar 70 miliar dollar AS, turun menjadi 69,7 miliar dollar AS per 28 Februari, dan naik lagi menjadi 71,4 milliar dolar AS pada 31 Maret. Peningkatan signifikan dipengaruhi oleh besarnya arus modal yang masuk ke Indonesia.

"Meningkatnya cadangan devisa di atas 77 miliar dolar, termasuk karena capital inflow," ujar Pjs Gubernur BI Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Jumat (30/4/2010).

Melihat tren peningkatan jumlah cadangan devisa, Darmin optimistis BI dapat mencapai target cadangan devisa sebesar 87 miliar dollar AS di akhir tahun.

Total Utang LN 180,7 Miliar Dollar AS

Dalam menyelenggarakan pembangunan, Indonesia masih mengandalkan utang luar negeri. Bank Indonesia mencatat total utang luar negeri Indonesia hingga Maret 2010 mencapai 180,7 miliar dollar AS. Hal ini disampaikan oleh Direktur Internasional Bank Indonesia, Nelson Tampubolon dalam diskusi dengan wartawan di kantor BI, Jumat (30/4/2010).
Jadi kita enggak ada lampu kuning terkait pinjaman luar negeri.
-- Nelson Tampubolon

Total utang tersebut terdiri dari utang luar negeri pemerintah dan bank sentral sebesar 105,6 miliar dollar AS dengan utang pemerintah mencapai 95 persennya. Sementara itu, utang luar negeri yang dimiliki pihak swasta sebesar 75,1 miliar dollar AS. "Penambahan di bulan Maret itu dari SBI dan SUN, yaitu peningkatan sebesar 2,2 miliar dollar AS," ungkapnya.

Komposisi terbesar utang pemerintah dan bank sentral meliputi pinjaman bilateral sebesar 32 persen dan multilateral sebesar 24 persen.

Sementara itu, dari pihak swasta, kelompok peminjam terbesar berturut-turut berasal dari kalangan non-bank financial corporation, bank, dan non-financial corporation. Meski tergolong besar, Nelson mengatakan jumlah utang luar negeri Indonesia masih berada di tingkat aman.

BI mencatat Debt Service Ratio Indonesia makin menurun dari waktu ke waktu. "Jadi kita enggak ada lampu kuning terkait pinjaman luar negeri," tambahnya.

Jepang-Singapura, Kreditor Terbesar RI

Bank Indonesia mencatat Jepang dan Singapura sebagai pemberi pinjaman terbesar bagi Indonesia hingga Maret 2010.

Dalam diskusi bersama wartawan, Jumat (30/4/2010), Direktur Internasional Bank Indonesia Nelson Tampubolon mengatakan, Jepang menjadi kreditor terbesar bagi utang pemerintah dan bank sentral, yaitu sebesar 34 persen dari total utang luar negeri kelompok atau 105,6 miliar dollar AS.

Kreditor besar lainnya antara lain organisasi internasional sebesar 29 persen, Amerika Serikat sebesar 21 persen, dan sisanya negara-negara Eropa. Sementara itu, Singapura mencurahkan dana pinjaman 33 persen dari total utang luar negeri pihak swasta di Indonesia yang sebesar 75,1 miliar dollar AS.

Adapun Belanda sebesar 25 persen, Jepang 20 persen, dan Amerika Serikat sebesar 11 persen. Walau demikian, lanjutnya, dalam berutang, sekitar 58 persen total utang luar negeri Indonesia dipinjam dalam bentuk dollar AS. Sisanya antara lain dalam bentuk yen, sebesar 20 persen, rupiah 12 persen, euro 5 persen, dan dollar Singapura tiga persen.